Jumat, 04 November 2016

Resensi Novel Mengejar Fajar "Hanum Safnas"

RESENSI NOVEL

I.   IDENTITAS BUKU
Judul Buku               : Mengejar Fajar
Pengarang               : Dra. Hanum Safnas
Penerbit                  : Analisa
Tahun Cetak             : Cetakan Ketiga, 2013
Seri Buku                 : Budi Pekerti
ISBN                       : 978-602-1647-04-2

II.  RESENSI
Hanum Safnas dalam novelnya ini menghadirkan kisah mengenai budi pekerja seorang anak terhadap keluarganya apalagi kepada ibunya serta sikap yang harus dilakukan ketika orang tua sedang mengalami masalah dalam hal sebuah ekonomi keluarga.
Hanum menceritakan novel ini secara apik dan mudah dipahami oleh pembaca terutama pembaca dari kalangan pelajar remaja. Dalam buku ini terdapat beberapa gambar menarik untuk pembaca agar lebih masuk ke dalam cerita saat-saat masa Krisis Moneter di Indonesia.
Mengejar Fajar ini menceritakan seorang gadis bernama Ina yang tinggal bersama 4 adiknya. Sejak Ayahnya terkena PHK gara-gara demo buruh, hal itu mempengaruhi ekonomi keluarganya. Pesangon yang diberikan oleh perusahaan hanya bisa dinikmati beberapa bulan saja. Emak, ibu dari Ina dan keempat adiknya, Adi, Tito, Ita dan Lili, bersikap kasar kepada Ina.
Ina yang mengerjakan semua pekerjaan rumah termasuk mengurus adiknya hingga memasak. Namun, Ina tak pernah mengeluh karena akan membuat Emak marah-marah bukan kepalang.
Konflik dalam cerita ini semakin rumit , saat Emak sudah tidak tahan dengan Bapak yang hanya pulang membawa tangan kosong, akhirnya Emak membawa beserta Lili untuk mencari pekerjaan. Bapak juga sama mencari pekerjaan diluar sana. Adi dan Tito merasa sedih karena mendengar pertengkaran antara Emak dan Bapak apalagi Emak hendak menggugat cerai Bapak. Mereka berdua bercerita kepada Ina apa yang mereka dengar. Ina menghibur adik-adiknya agar tidak merasa sedih. Kemudian, memberikan ide kepada mereka untuk bekerja paruh waktu di rumah salah satu tetangganya Bu Nunung. Dengan begitu mereka dapat menabung untuk membayar SPP sekolah dan mempunyai uang jajan. Ina pun sama akan mencari pekerjaan yang paruh waktu setelah pulang sekolah.
Novel ini termasuk kategori buku cerita remaja atau siswa sekolah karena bahasa yang dituangkan terkesan ringan dan mudah untuk dinikmati. Setiap kejadian yang dialami tokoh pun membuat tegang pembaca karena pilihan kata yang bagus.
Hal yang menarik dari novel ini saat Dewi sahabat Ina yang sudah lama tidak pernah bertemu muncul. Karena Dewi yang membuat Ina mempunyai pekerjaan dan Dewi pula yang menjerumuskan Ina ke dalam gadis-gadis yang gaul pada zamannya. Ina menjadi pelayan toko separuh waktu di Bekasi. Cukup jauh jaraknya dengan rumah yang ia tempati. Tetapi, lumayan bayarannya.
Beberapa bulan Ina bekerja di sana, Emak lagi-lagi bertengkar dengan Bapak dan menuduh Ina bekerja sebagai perempuan malam. Karena Ina selalu pulang larut malam dan mulai menjauh dari teman-teman sekolahnya. Di sisi lain Ina menjadi gadis yang modern, dia sudah bisa mengenakan pakain-pakaian masa kini, dan make up yang modern. Ina tidak terima tuduhan dari Emak, akhirnya Ina memilih untuk pergi. Adi dan Tito dilarang menemui Ina oleh Emak.
Setelah beberapa lama Ina tinggal bersama Dewi, Adi dan Tito menelpon Ina secara diam-diam dan meminta bertemu sepulang sekolah. Adi dan Tito bercerita bahwa mereka sudah tidak lagi bekerja di tetangganya karena Bu Nunung sudah pindah rumah. Kemudian, ada hal yang lebih mengejutkan lagi, bahwa Lili sakit parah, demam yang tak kunjung turun. Ina ingin sekali pulang melihat Lili tapi tidak memungkinkan.
Saat pulang ke rumah Dewi, Dewi meninggalkan sebuah pesan bahwa Ina harus segera pergi dari rumahnya, dia tidak ingin Ina terjerat serta terlibat dengan masalah yang dihadapinya. Ina dihadapi kebingungan apa maksud Dewi. Beberapa hari kemudian, Adi dan Tito menelepon Ina kembali dan mengabarkan bahwa Lili sudah meninggalkan kita semua.
Ina bergegas pulang, sesampainya di rumah suasana rumah menjadi berbeda. Emak tidak lagi sekeras dulu kepadanya. Bapak pun sudah sering pulang. Adi, Tito dan Tita mulai mendapatkan perhatian. Suatu malam kami semua makan bersama , Ina mulai membuka suara dan meminta maaf kepada Emak dan Bapak. Emak dan Bapak pun menyadari kesalahan mereka. Kami berpelukan dan menjadi keluarga seperti dulu. Bapak memutuskan untuk pindah ke Cirebon karena di sana Bapak bisa bertani, Ina sekeluarga pun harus ikut pindah. Ina meminta izin kepada Rudi atasannya di Kafe untuk mengundurkan diri karena akan pindah. Saat turun dari kereta, Ina melihat di televise wanita yang sangat dikenalnya sedang dibekuk oleh polisi bersama teman lelakinya yang pernah ia temui di Klub . Dewi, dia terjerat kasus narkoba!
Ina selalu bersyukur ia masih diberikan keselamatan atas apa yang telah terjadi. 

III.   Kelebihan Buku

Kelebihan dari novel ini adalah ada gambar pada setiap bab cerita. Cocok untuk kalangan remaja Menengah pertama. Alasanya karena menyuguhkan cerita yang dapat diambil hikmahnya pada kehidupan sehari-hari, serta penggunaan kata dan kalimat yang mudah dipahami. 

RESENSI NOVEL THE PRINCE AND THE PAUPER "MARK TWAIN"

RESENSI NOVEL
I.     Identitas Buku
a.       Judul Buku                  : The Prince and The Pauper
b.      Pengarang                   : Mark Twain
c.       Penerbit                       : James R. Osgood & Co., United States
d.      Tahun terbit                : 1882
e.       Penerjemah                 : Tria Barnawi
f.        Penerbit                       : Orange Books
g.       Tahun Cetak                : Cetakan I tahun 2010
h.      Jumlah Halaman         : 434 halaman
i.         Tebal Buku                  : 20,5 cm
j.         ISBN                             : 978602885111-4

II.  Ringkasan Buku
The Prince and The Pauper
Mark Twain adalah penulis best seller novel “The Adventures of Huckberry Finn”. Dalam novel kali ini Mark Twain mengisahkan kehidupan di kota tua London antara seorang Pangeran London dan anak miskin dari Offal Court. Dalam novelnya kali ini Mark Twain menghadirkan kisah yang menegangkan tentang kehidupan dalam kerajaan dan kehidupan di jalanan.
The Prince and The Pauper ini menceritakan tentang keluarga miskin di sudut kota London pada abad ke 16 yaitu Keluarga Canty yang melahirkan seorang putra yang diberi nama Tom Canty. Bersamaan dengan itu pula rakyat London sedang berbahagia dengan kelahiran pangeran baru mereka. Pangeran Wales, Edward Tador.
Tom Canty tumbuh menjadi anak yang mengemis karena suruhan John Canty ayahnya dan Neneknya. Namun, dia selalu bergaul dengan pendeta yang selalu bercerita tentang kerajaan. Tom Canty tumbuh menjadi anak yang penuh imajinasi seolah-olah ia adalah Pangeran.
Permasalahan terjadi saat Tom Canty bertemu dengan Pangeran Wales Edward Tador di depan istana. Ia begitu mendambakan seorang Pangeran. Mark Twain menggunakan istilah-istilah kerajaan, mulai dari pelayan-pelayan yang ribuan di istana. Sulit dimengerti jika kita tidak memahami situasi kerajaan di Inggris.
Konflik makin menegang saat Pangeran Wales mendengarkan semua ocehan Tom canty dan ingin menjadi sepertinya. Mereka bertukar pakaian dan sangat terkejut mereka begitu mirip. Saat Penjaga datang Pangeran diusir habis-habisan. Pangeran terus memerintah tapi Penjaga tidak mempercayainya. Tom Canty hanya berdiam.
Masalah muncul lebih tegang saat Pangeran Wales yang ternyata Tom Canty itu disebut gila karena tak ingat apapun mengenai kerajaan. Sedangkan Pangeran yang asli harus berjalan menuju Offal Court. Di sana dia disiksa seperti anak John Canty.
Petualangan dimulai saat Pangeran Wales pergi melarikan diri dari John Canty dan bertemu dengan Hendon seorang pemuda yang dikabarkan hilang dari keluarganya. Hendon adalah satu-satunya orang yang memperlakukan Pangeran seperti Pangeran. Ia merawat Pangeran sebagaimana mestinya.
Hal menarik lainnya adalah ketika perjuangan Pangeran Wales asli yang terus menerus mengakui dirinya Pangeran. Walalupun semua orang menyebutnya gila. Sedangkan Tom Canty masih bingung dan takut tapi lama kelamaan ia merasa nyaman. Novel ini banyak memberi kesan petualangan dan penuh ketegangan. Setiap halaman yang dibaca menimbulkan rasa penasaran dan membuat jantung berdegup kencang, dalam pikiran penuh pertanyaan. Halaman berikutnya apa yang akan terjadi dengan Pangeran dan Tom Canty.
Kekuatan novel ini terletak pada karakteristik setiap tokoh yang memerankan, apalagi tokoh Pangeran Wales serta Tom Canty yang terus menyesuaikan diri juga bijaksana dalam mengambil keputusan. Penggunaan bahasanya yang penuh dengan teka-teki dan istilah-istilah kerajaan yang harus dicari agar mudah paham. Sebagai novel terjemahan , hasil penerjemahan novel ke dalam bahasa Indonesia patut diacungi jempol karena mampu mempertahankan kekuatan pemilihan kata dalam bahasa Indonesia yang biasa bertele-tele dalam bahasa Inggris.
Akhir cerita bias kalian baca yah sendiri novelnya ! selamat membaca ^_^